Translate

Kamis, 25 April 2013

ASNAR APRILIANI

             
   MEMELIHARA PERSAHABATAN



Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya...
Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan
proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah
sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan diwarnai
dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian.
Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.
Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan
tujuan sahabatnya mau berubah.
Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.
Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun
tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula
orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur persahabatan antara lain :

1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.

Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari
seribu teman yang mementingkan diri sendiri
"Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita.
Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita."**

Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan.
Siapa yang berada di samping anda ??
Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??
Siapa yang menjadi tameng untuk urusan rahasia Anda,
diwaktu ada masalah dengan keluarga anda.??
Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun
yang dapat anda berikan ??
Merekalah sahabat2 anda.
Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan
mereka. 

Buat apa sih Kuliah?

ASNAR APRILIANI

Selamat Kamu sudah jadi mahasiswa
lalu kenapa?
Memang apa sih kerennya jadi mahasiswa? Kamu pikir kamu keren kalau jadi mahasiswa? Dengan jas almamater yang heroik kamu jadi bisa kembali ke sekolah kamu dan berkata, “saya sekarang mahasiswa UNAIR loh” atau “ini nih lihat jaket kuning UI gw”.
Okey, itu memang salah satu bagian menyenangkan yang bisa dibanggakan, tapi kalo udah bangga, kamu mau apa? Apa yang kamu dapatkan dari kebanggaan tersebut?
‘seneng aja’
‘kepuasaan batin’
‘yah keren aja sih’
Ada lagi kah ?
Kamu udah yakin dengan pilihan jurusan dan kampus kamu? Sudah sesuai dengan panggilan jiwa belum? Atau kamui masih bohong sama diri kamu?
‘iya saya sudah yakin kok sama pilihan saya’
‘ah masa sih?, yakin? Itu kok muka masih belum pede tampaknya’
‘ya dibuat yakin dong, kan sudah keterima’
‘bener nih gak nyesel?’
‘emang ada pilihan lain kah?’
Kamu sudah jadi mahasiswa nih sekarang, lalu kamu mau jadikan titel kamu nanti untuk apa? Mau dijadikan apa titel yang kamu raih?
Sobat, kata rektor saya dulu, biaya standar untuk seorang sarjana teknik adalah Rp.28.000.000 setiap semesternya. Jumlah yang yang gak kecil loh, coba saya tanya berapa biaya kuliah? Dulu saya di Itb 1.850.000 per semesternya. Kabarnya sekarang sudah mencapai hingga 5 juta rupiah per semesternya. Okelah kita pakai standar sekarang saja, dan dengan asumsi biaya sarjananya tetap.
Dengan asumsi ini saja saya bisa mengatakan kalau dalam satu semester, minimal kita sudah memiliki hutang 23 juta per semesternya. Hutang? Pasti banyak yang bertanya, itu hutang ke siapa? Hutangnya ke Rakyat Indonesia kawan. Mereka yang bayar pajak itu telah mensubsidi kuliah kamu, khususnya buat kamu yang kuliah di kampus negeri.
Pendidikan yang berkualitas itu hakekatnya memang mahal, pertanyaannya siapa yang akan menanggung biaya pendidikan tersebut? Dalam kasus Indonesia, rakyatlah yang juga dibebankan untuk membiayai kuliah kita.
Saat pertama kali masuk ITB beberapa tahun yang lalu, seorang alumni yang sangat senior berbicara dalam sebuah sesi seminar.
“untuk masuk ITB, perbandingan tingkat kompetisinya adalah 1 banding 20. Artinya ketika kamu bahagia karena telah masuk ITB, ada 19 anak muda Indonesia lain yang menangis kecewa karena gagal diterima di ITB.
Kamu kuliah di subsidi oleh rakyat, maka untuk membalas budi pengorbanan uang yang telah rakyat berikan, kamu minimal harus bisa kasih makan ke 76 orang lainnya. Darimana angka 76 tersebut?
Kita asumsikan 19 orang tersebut menikah dan memiliki dua anak saja, maka itu berarti 19 dikali 4 yaitu 76 orang”
Kata-kata tersebut selalu terngiang di benak saya hingga saat ini, saya selalu berpikir dan mencari jalan bagaimana bisa membuka kesempatan menambah penghasilan bagi 76 orang. Tentu bukan hanya dengan membuka lapangan kerja dengan menjadi entrepreneur, banyak cara untuk bisa berbagi seperti dengan aktivitas sosial.
Bagaimanapun caranya, itulah yang perlu kita sama-sama pikirkan. Bahwa kamu jadi mahasiswa itu tidak mudah dan tidak bisa asal-asalan. Kamu perlu tanya ke diri kamu, “saya mau berkontribusi apa selama jadi mahasiswa dan setelah lulus untuk negeri ini?
Karena kuliah kamu bukan hanya menyangkut diri kamu, tetapi juga ratusan juta rakyat Indonesia di masa kini dan masa depan. Mahasiswa seringkali disebut sebagai unsur perbaikan negara, ya benar adanya kalimat tersebut. Karena ditangan mahasiswa yang nantinya akan masuk ke dunia nyata lah negeri ini bergantung harapan.
Kamu kuliah, kamu termasuk dalam 18% rakyat Indonesia usia 18-23 tahun yang beruntung bisa menikmati bangku di perguruan tinggi. Jumlahnya tidak sampai 4.5 juta saja mahasiswa itu. Maka renungkanlah nasih 78%  rakyat Indonesia lainnya yang
Karena kamu itu mahasiswa, ada kata MAHA di depan siswa. Maha itu identik dengan tidak terbatas dan tidak pernah habis. Perlu di ingat, bahwa penggunaan kata MAHA itu identik dengan sesuatu yang berhubungan dengan Tuhan (e.g Maha Pengasih,dan Maha Penyayang). Menariknya bahasa Inggris nya dari Mahasiswa adalah student, atau terkadang ditambahkan College Student. Bahasa arabnya mahasiswa adalah thulabiy, sama dengan siswa. Mereka tidak menggunakan terminologi Great Student atau AkbaruThulabiy sebagai kata ganti mahasiswa.
Hanya di Indonesia yang menggunakan pola kata seperti ini. Kenapa? Karena ada sebuah harapan khusus bagi mahasiswa Indonesia untuk bisa memiliki karakter seorang MahaSiswa, seorang yang tidak pernah terbatas hasratnya untuk bisa menuntut ilmu.